Kabupaten Banyuwangi, Jatim Hari Ini – Keindahan Kawah ijen dengan fenomena alam yang mendunia tidak terbantahkan.
Blue fire Kawah Ijen merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah sangat terkenal terutama di kalangan pecinta gunung atau pendaki gunung.
Blue Fire atau api biru menjadi salah satu daya tarik utama dari Kawah ijen, hal ini karena blue fire merupakan peristiwa langka yang hanya ada dua di dunia.
Melansir dari laman website discoverbanyuwangi.com, tidak semua gunung di dunia dapat menghasilkan pemandangan blue fire. Sejauh ini hanya ada dua di dunia salah satunya di Gunung Ijen.
Terbentuknya Kawah Ijen terjadi pada 70 ribu tahun lalu. Dahulunya, Kawah Ijen adalah kaldera dari Gunung Ijen Purba yang ada sejak 300 ribu tahun lalu.
Gunung Ijen purba memiliki tinggi sekitar 3.500 meter diatas permukaan laut (mdpl). Gunung Ijen meletus dengan dahsyat sehingga memunculkan sebuah kaldera dengan diameter kurang lebih sekitar 15 km.
Kawah Gunung Ijen ini merupakan kawah dengan kaldera terluas di Pulau Jawa. Luasnya bisa mencapai 5.466 hektar dan memiliki kedalaman sekitar 200 m.
Tak hanya itu, muncul gunung-gunung kecil di dinding kaldera dan di dalam kaldera. Adapun gunung api yang di dinding kaldera yakni Gunung Merapi, Suket, Jampit, Ringgih, Pawenan, serta Rante.
Sementara yang di dalam kaldera diantaranya gunung Kawah Wurung, Blau, Papak, Kukusan, serta Ijen dan lainnya.
Kemudian, dari dalam kaldera tersebut, keluar senyawa yakni hidrogen sulfida dengan suhu yang tinggi.
Senyawa hidrogen sulfida yang bersuhu tinggi tersebut berinteraksi langsung dengan belerang yang ada di Gunung Ijen.
Keluarnya hidrogen sulfida di permukaan dengan suhu tinggi, menimbulkan api dengan warna biru. Sehingga kemudian dijuluki dengan api biru atau blue fire.
Artikel Terkait
Bupati Bondowoso dan Kadis Pariwisata ke Maroko Afrika, Terima Sertifikat Ijen Geopark
Melihat Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi, Berada di Kawasan Ijen Geopark, Punya Ragam Budaya
Ijen Resmi Menjadi Situs Global Geopark Menyusul Gunung Rinjani, Belitung, Kaldera Danau Toba, ini Prosesnya