Lumajang, Jatim Hari Ini - Perputaran ekonomi dalam gelaran Loemadjang Mbiyen 2023 di area Pabrik Gula (PG) Jatiroto Lumajang nilainya cukup fantastik. Hal ini dirasakan para pelaku UMKM.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, MML, menyebut dengan adanya Loemadjang Mbiyen ini, minimal tiap pedagang bisa meraih omzet Rp 1 juta dalam sehari.
Pada Loemadjang Mbiyen 2023 ada 125 pelaku UMKM, jika dikalikan pendapatan rata-ratanya Rp 1 juta, maka sehari bisa meraup keuntungan 125 juta.
Baca Juga: Lumajang Mbiyen 2023 Bukan Sekadar Tempo Dulu, Tapi Juga Dongkrak Ekonomi Masyarakat
Itu baru pelaku UMKM yang terdaftar saja. Belum termasuk pedagang kaki lima dan lain-lain yang di luar.
"Itu belum lagi warung seperti miliknya Bu Fatonah, bupati mau makan saja antrinya luar biasa. Jika ramainya seperti itu, Saya yakin sehari 2-3 juta pasti lebih," ucap Thoriq, Senin (8/5/2023).
Lanjutnya, pelaksanaan Loemadjang Mbiyen kali ini, konsep kegiatannya dikolaborasikan dengan waktu giling PG Jatiroto Lumajang. Yang mana pada tempo dulu, Jatiroto sangat ramai ketika musim giling tiba.
Pada waktu itu, bukan hanya ramai petani saja, melainkan juga banyak kegiatan dan acara-acara, termasuk orang yang jualan juga banyak.
"Konsepnya Loemadjang Mbiyen kali ini untuk mengingatkan kita pada memori tempo dulu, yang ada kegiatan kesenian termasuk acara Petik Tebu Manten yang biasa digelar PG Jatiroto Lumajang pada musim giling," terang Cak Thoriq, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Loemadjang Mbiyen #3, Bupati Lumajang: Penataannya Lebih Bagus dari Tahun Sebelumnya
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan Loemadjang Mbiyen tahun kemarin, yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu).
Kegiatan tersebut pelaksanaannya sengaja dimajukan, untuk menghindari penumpukan kegiatan di waktu bersamaan. Sehingga ada jeda untuk melakukan persiapan yang lebih baik lagi.
Apalagi biasanya, ketika akhir tahun bersamaan dengan musim hujan.
"Banyak saran yang masuk ke kita, dengan berbagai pertimbangan. Akhirnya acara yang biasanya dilaksanakan di akhir tahun, kita pecah dan dilaksanakan setiap bulan. Yang pasti, agar tidak bersamaan dengan musim hujan," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Lumajang Yuli Harismawati SP menjelaskan, pihaknya konsisten secara terus menerus menggunakan istilah Loemadjang Mbiyen, termasuk kegiatan hingga pernak pernik di dalamnya yang mengusung tempo dulu.
Artikel Terkait
Truk Tebu Terguling di Lumajang Timpa Pengendara Motor, 2 Orang Tewas dan 5 Luka-Luka
Peringati Hari Otonomi Daerah ke-27, Wakil Bupati Lumajang: ASN Harus Bisa Berinovasi
Sapi Tak Bertuan Hanyut di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan Warga, Videonya Beredar di Medsos