Mojokerto, Jatim Hari Ini - Masyarakat di Kota Mojokerto masih mempertahankan tradisi nyadran.
Seperti yang terlihat di Lingkungan Kemasan, Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Warga di sana secara turun menurun melakukan tradisi nyadran setiap tahun.
Baca Juga: Mengenal Barongan Warak dari Blitar, Berikut Asal Muasal dan Penciptanya
Tahun ini, tradisi nyadran digelar pada Kamis (9/3/2023).
Tradisi nyadran juga dikenal sebagai ruwah desa atau dusun.
Lurah Blooto, Wahyudi menceritakan, tradisi ini digelar sebagai salah satu wujud syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: 4 Benda Cagar Budaya di Magetan Hilang, Berikut Peninggalan Zaman Kerajaan Hindu yang Dicuri
Kemudian tujuannya untuk kirim doa untuk leluhur yang sudah berjasa membuka Lingkungan Kemasan.
Juga untuk mendoakan para pemimpin. Mulai dari tingkatan RT/RW hingga Presiden agar selalu diberikan kelancaran dalam memimpin wilayahnya.
Untuk prosesinya, warga membawa tumpeng dengan berbagai ukuran. Tumpeng nasi dan lauk itu hingga setinggi 1,5 meter dan seberat 75 kilogram.
Baca Juga: Keren! Ini Alasan Reog Ponorogo Masuk Top 10 Event Nasional
Tumpeng nasi putih dilengkapi urap-urap, juga lauk pauk seperti bandeng atau mujaer.
Ada juga yang membawa tumpeng tumpeng serabi.
Artikel Terkait
Rumitnya Batik Tulis Khas Ponorogo, Ada Motif Reog dan Merak, Harganya Capai Rp 1 Juta
Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival Masuk Kalender Event Nasional
Keren! Ini Alasan Reog Ponorogo Masuk Top 10 Event Nasional
4 Benda Cagar Budaya di Magetan Hilang, Berikut Peninggalan Zaman Kerajaan Hindu yang Dicuri
Mengenal Barongan Warak dari Blitar, Berikut Asal Muasal dan Penciptanya