Hidup bahagia merupakan impian semua orang, namun disisi lain justru banyak sekali dari kita yang terjebak dalam lingkaran kesedihan, kekecewaan, stres dan rasa jenuh yang berkepanjangan. Filosofi Stoicism atau stoik belakangan ini banyak menjadi perbincangan khususnya dikalangan generasi muda. Stoicism sendiri merupakan sebuah filosofi yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup. Stoicism mengajarkan tentang pengendalian pikiran, sehingga manusia tidak mudah terpengaruh keadaan senang ataupun susah. Kehidupan manusia menurut Stoicism, terdiri dari dua hal yakni hal yang dapat dikendalikan dan hal yang tidak dapat dikendalikan. Stoicism juga mengajarkan jika semua hal yang terjadi dalam hidup ialah bersifat netral, artinya tidak positif maupun negatif. Semua hal tergantung penilaian kita. Mengenai hal yang dapat dikendalikan salah satunya adalah kebahagiaan. Kita dapat mengendalikan pikiran kita terhadap sesuatu apakah kita akan bahagia atau tidak. Kunci dari kebahagiaan dalam Stoicism adalah pengendalian pikiran, bagaimana kita mengendalikan pikiran dalam menilai sesuatu. Sementara dalam Stoicism, hal eksternal yang terjadi dan tidak sesuai dengan kehendak kita, sudah seharusnya tidak dipedulikan dan biarkan begitu saja sesuai dengan kehendak alam. Banyak akhirnya orang menjadi tidak bahagia, hanya karena mereka mencoba mengendalikan hal-hal yang memang tidak bisa dikendalikan. Misalnya adalah ketika kita kecewa karena sebuah kegagalan yang membuat kita putus asa, yang perlu dilakukan agar tetap bahagia adalah bagaimana kita mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan, yakni mengelola pikiran. Kegagalan adalah hal yang biasa dalam hidup dan biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya. (*) *Penulis: Firman Fitriadi