Cegah Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Dinsos P3A Ajak Milenial Jadi Agen Perubahan

- Sabtu, 26 November 2022 | 21:23 WIB
Sosialisasi Pencegahan Tindakan Kekerasan mengusung tema
Sosialisasi Pencegahan Tindakan Kekerasan mengusung tema

Probolinggo, Jatim Hari Ini - Cegah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) menggelar Sosialisasi Pencegahan Tindakan Kekerasan mengusung tema "Kaum Milenial Lindungi Dirimu, Lindungi Sekitarmu" Sabtu (26/11/2022).

Kegiatan yang digelar di Gedung Puri Manggala Bhakti Kantor Wali Kota Probolinggo ini Dinsos P3K melibatkan 130 orang peserta dari perwakilan pelajar SMP/SMA negeri/swasta se-Kota Probolinggo, forum anak, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan anak-anak di panti asuhan, serta menghadirkan narasumber dari Satgas Tim PPA Polres Probolinggo Kota Iptu Imam Syafi'i, Kanit PPA Bripda Firman Data dan Kabid Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak, Lucia Aries Yuliyanti.

Dalam sosialisasi tersebut Kasat Binmas AKP Imam Syafi’i membahas penanggulangan kekerasan anak di sekolah, sedang Kanit PPA Bripka Firman Data menjelaskan perlindungan hukum kekerasan pada anak dan Kabid Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak Lucia Aries Yuliyanti menyampaikan terkait materi percepatan KLA.

Mewakili Wali Kota Probolinggo, Kepala Dinsos P3A Rey Suwigtyo menyampaikan bahwa saat ini masalah anak dan perempuan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi isu internasional.

Dikatakannya anak dalam peraturan perundangan adalah berusia 0 sampai 18 tahun. Masalah anak dan perempuan ini biasanya sepaket. Untuk itu harus kita sikapi, kita waspadai dan kita selalu memberikan masukan-masukan tentang pemenuhan hak anak, kebutuhan anak dan keinginan anak. Namun demikian kita ketahui semua bahwasanya, tidak semua keinginan sejalan dengan ketentuan.

Terkait masalah anak, kata Rey Suwigtyo tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak ditemui kasus eksploitasi anak. Kepada yang yang hadir diminta  hal-hal yang sifatnya bully atau saling gojlok (mengolok-olok), dikurangi atau kalau bisa ditiadakan. Karena menurut Rey Suwigtyo secara psikilogis anak itu berangkat dari lingkungan.

"Apabila lingkungan tidak bisa menerima atau lingkungan tidak bisa bersahabat dan lingkungan tidak bisa untuk adaptasi, maka menjadi awal anak itu melakukan sesuatu di luar kemampuan kita,” terang Tiyok sapaan akrab Kepala Dinsos P3A Kota Probolinggo ini.

Karena menurutnya, anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus diwarisi dengan adab yang baik. Negara itu bukan dihancurkan dari negaranya atau bukan dihancurkan melalui perang, melainkan anak-anak generasi penerus banga. Misal narkoba, penggunaan handphone, kecanggihan teknologi, pornografi dan sebagainya.

"Karena itu mari kita selamatkan bersama-sama bangsa Indonesia, khususnya Kota Probolinggo,” ungkapnya.

Sebagai instansi yang menangani urusan sosial, pemberdayaan perempuan dan anak serta pemberdayaan masyarakat, Tiyok mengajak audiens sebagai pelopor agen perubahan di sekolah dan di lingkungan masing-masing.

“Jangan sampai yang sudah terjadi itu menjadi masalah. Kalau bisa kita cegah dulu, karena memang tugas kita mencegah. Karena jika sudah menjadi kasus akan berurusan dengan pihak kepolisian,” ujarnya.

Ia pun menitip pesan pada pengelola LKSA untuk bersikap lebih sabar dalam penanggulangan dan pengelolaan masalah anak.

“Kita memang diuji untuk selalu sabar dan memang yang diurus oleh bapak ibu di LKSA ini merupakan banyak anak-anak yang perlu mendapatkan sentuhan kasih sayang yang lebih,” pesannya.

Sementara itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Pengarusutamaan Hak Anak, Lucia menyebutkan di Kota Probolinggo terdapat 28 kasus yang ditangani P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) dan 11 ditangani Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang terstandarisasi. Berdasarkan 4 macam kategori kekerasan, diantaranya kekerasan seksual, fisik, psikis dan penelantaran.

Halaman:

Editor: Jatim Hari Ini

Tags

Terkini

X