Penentuan Awal Puasa 2023 Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, Catat Tanggalnya! 

- Selasa, 21 Maret 2023 | 11:48 WIB
Ilustrasi suasana Ramadhan (Pexels/Fridman)
Ilustrasi suasana Ramadhan (Pexels/Fridman)

Jatim Hari Ini - Tinggal menghitung hari umat muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa. Namun, di Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah apabila ada perbedaan dalam penentuan awal puasa

Berdasarkan kalender Hijriyah yang telah diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, awal puasa 2023 akan jatuh sekitar tanggal 22 sampai 23 Maret 2023. 

Walaupun dalam kalender sudah ada tanggal pelaksanaan puasa, namun masyarakat Indonesia biasanya menunggu penetapan awal puasa Ramadhan dari keputusan pemerintah.

Ada berbagai macam metode yang digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2023, yaitu:

  1. Metode Rukyatul Hilal yaitu melihat peredaran bulan. Metode ini sering digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU). 

Dilansir dari laman nu.or.id, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) baru akan menggelar pengamatan hilal pada Rabu, 22 Maret 2023 untuk menentukan awal puasa

Setelah itu hasil dari seluruh titik pengamatan akan dilaporkan kepada PBNU dan kemudian akan disampaikan dalam sidang isbat Kementrian Agama RI. 

  1. Metode Hisab yaitu menghitung peredaran bulan. Metode ini biasanya digunakan oleh Muhammadiyah.

Dilansir dari laman muhammadiyah.or.id Pemimpin Pusat (PP) Muhammadiyah, resmi menetapkan 1 Ramadhan 1444 H atau  awal puasa jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Sehingga, 1 Syawal 1444 H ditetapkan pada Jum'at, 21 April 2023. 1 Zulhijjah 1444 H pada Senin, 19 Juni 2023.

Menurut Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid, Syamsul Anwar, potensi perbedaan ada pada syawal dan dzulhijjah hal ini berdasarkan kriteria dari Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).

“Ketinggian bulan bisa dilihat sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat," tuturnya. 

Sementata itu Ketua Umum PP Muhammdiyah Haedar Nashir mengingatkan, jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan. Karena umat muslim di Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam perbedaan. 

  1. Metode Imkan Rukyat, merupakan metode hisab hakiki yaitu  menghitung kemungkinan terlihatnya hilal pada hari tertentu berdasarkan posisi hilal dan kondisi atmosfer pada saat matahari terbenam. 

Dikutip dari  laman muhammadiyah.or.id metode ini memliki kelemahan,  para ahli tidak sepakat dalam menentukan berapa ketinggian bulan di ufuk untuk dapat dilihat. 

Demikian informasi mengenai penentuan 1 Ramadhan 1444 H atau awal puasa. Marhaban Ya Ramadhan. ***

Editor: Teguh Eko Januari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X