Surabaya, Jatim Hari Ini - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan permohonan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Timur selama masa siaga darurat bencana hidrometeorologi.
Hal ini untuk mengurangi intensitas curah hujan dan pencegahan bencana hidrometeorologi.
Usulan itu disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta TNI Angkatan Udara (AU).
“Kami kedatangan tim yang merancang TMC, atas usulan Pemprov Jatim akan menggunakan teknologi tersebut untuk mengurangi potensi-potensi hujan yang kemudian bisa mengakibatkan kerugian,” kata Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Rabu (4/1/2022).
Adhy menjelaskan, TMC adalah usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumber daya air (SDA) di atmosfer untuk menambah atau mengurangi curah hujan pada daerah tertentu guna meminimalkan bencana alam yang disebabkan iklim dengan memanfaatkan parameter cuaca.
“Saat ini, kita tidak lagi berfokus pada banjirnya, melainkan kita juga berusaha mencegah hujan yang diperkirakan BMKG itu curah hujan paling tinggi dan berpotensi banjir sehingga dapat dicegah dengan cara memodifikasi cuaca menggunakan teknologi bernama TMC,” tuturnya.
Skema kerja teknologi tersebut, kata Adhy, selama ini dikenal menggunakan pesawat yang dihantarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara.
Namun ada cara lainnya yakni dengan penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana pohon Flare untuk sistem statis.
Kedua metode ini, lanjutnya, memiliki prinsip kerja yang sama yakni menghantarkan bahan semai ke dalam awan dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.
“Teknologi TMC dampaknya sangat luar biasa karena dapat mencegah potensi banjir serta mengurangi kerugian masyarakat dan pemerintah. Ini yang dilakukan tim dari pusat yang terdiri dari BNPB, BMKG dan BRIN. Saat ini basecampnya ada di LANUD Malang. Kami tidak ingin masyarakat di sini pasrah ketika hujan dan terjadi banjir,” jelasnya.
Selain itu, Adhy mengaku bahwa potensi banjir di DKI Jakarta mulai berkurang karena modifikasi bantuan TMC. Maka, Jawa Timur juga ingin menerapkan teknologi tersebut sehingga prakiraan cuaca dapat dideteksi.
“Saya berterima kasih kepada tim dari BNPB pusat, BMKG dan BRIN yang sangat membantu pemerintah Jatim dalam rangka menghadapi cuaca ekstrem,” ungkapnya. (kom)
Artikel Terkait
Mahasiswa Fikom Universitas Ciputra Surabaya Beri Pelatihan Branding ke Mantan Buruh di Pasuruan
Rumah Kos Tempat Transaksi Narkotika di Surabaya Digerebek Polisi, Kuli Bangunan Ditangkap
Maling Motor di Jalan Purwodadi Surabaya Nyaris Jadi Bulan - Bulanan Massa